DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………… i
Daftar Isi ………………………………………………………………..……. ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang …………………………………………………..……….. 1
B. Tujuan ………………..…………………………………………………... 3
C. Metode …………………………………………………..……………….. 3
D. Manfaat ………………………………………………..…………………. 3
Bab II Rumusan Masalah ………………………………..…………………. 4
Bab III Pembahasan
A. Pengertian Stres……………………………………………………… 5
B. Gejala yang mencirikan tingkat stress yang tinggi…………………..
C. Faktor- faktor penyebab stress……………………………………….. 6
D. Akibat stress di dalam tubuh kita……………………………………. 8
E. Hubungan antara Jatuh Cinta dengan Stres………………………….. 9
F. Strategi yang dapat digunakan untuk mengatur stress……………….. 12
G. Cara melepaskan pikiran dari masalah kita sendiri…………………… 14
H. Hasil / tips penghilang stress………………………………………….. 15
Bab IV. Penutup
- Kesimpulan ……………………………………………………………. 17
- Saran- saran……………………………………………………………. 18
Daftar pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kata stres biasa digunakan untuk mengartikan reaksi seseorang dalam mengahadapi suatu masalah. Stres bisa timbul akibat hal-hal sepele. Misalnya, terjebak keadaan macet. Kejadian lebih serius dapat mengubah hidup seseorang, misalnya kematian orang terdekat atau orang tercinta. Stress kerap kali disebut sebagai penyebab masalah kesehatan nomor satu. Walau stress itu sendiri tak dapat menyebabkan kematian, pengaruhnya bisa membuat kematian. Banyak hal yang dapat menyebabkan stress dalam kehidupan sehari-hari. Tanda-tanda stress dapat muncul di tubuh dengan berbagai bentuk. Stress yang dialami tiap orang berbeda-beda.
Gejala-gejala stres mencakup mental, sosial dan fisik. Hal-hal ini meliputi kelelahan, kehilangan atau meningkatnya napsu makan, sakit kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan. Melepaskan diri dari alkohol, narkoba, atau perilaku kompulsif lainnya sering merupakan indikasi-indikasi dari gelaja stres.
1
2
Perasaan was-was, frustrasi, atau kelesuan dapat muncul bersamaan dengan stres. Stres sebenarnya positif bagi kita, asalkan dalam porsi sedang-sedang saja, karena bisa membangkitkan sistem kekebalan dan mengasah otak. Sedangkan stres berat dapat menyebabkan kita rentan terkena penyakit. Stres dapat memicu penyakit maag, darah tinggi, asma dan migren. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa stres berat bisa memperburuk penyakit degeneratif kronis, yaitu penyakit yang menyerang fungsi organ atau jaringan tubuh seperti penyakit rematik.
Sementara stres yang tersembunyi akan lebih berbahaya bagi kesehatan karena kita tidak menyadari adanya masalah. Stress sebenarnya dapat membantu ingatan, terutama pada ingatan jangka pendek dan tidak terlalu kompleks. Stress dapat menyebabkan peningkatan glukosa yang menuju otak, yang memberikan energi lebih pada neuron. Hal ini, sebaliknya, meningkatkan pembentukan dan pengembalian ingatan. Di sisi lain, jika stress terjadi secara terus-menerus, dapat menghambat pengiriman glukosa dan mengganggu ingatan. Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur
3
1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui akibat, dampak, maupun mencari tahu tips-tips maupun cara-cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi stres yang lebih efektif. Dan untuk membantu siapa saja yang mengalami gejala- gejala stress tersebut.
1.3. Metode.
Metode yang saya gunakan dalam makalah ini adalah metode Daftar Pustaka.
1.4. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membantu serta menghindari kita dari akibat- akibat stress dan juga kita dapat mengetahui bagaimana cara menghindari stress dan juga tips untuk mengatasinya.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah stress itu ?
2. Apa saja gejala yang mencirikan tingkat stress yang tinggi ?
3. Apa saja faktor- faktor penyebab stress?
4. Adakah ada Hubungan antara Jatuh Cinta dengan Stres?
5. Apa saja akibat stress di dalam tubuh kita ?
6. Apa saja strategi yang dapat digunakan untuk mengatur stress ?
7. Bagaimana cara melepaskan pikiran dari masalah kita sendiri?
8. Hasil / tips penghilang stress
4
BAB III
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Stres
Stres adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut
2.2 Gejala yang mencirikan tingkat stress yang tinggi.
Stress yang berlebihan bisa membuat kita tidak menyadari kehadiran stress itu sendiri. Beberapa gejala yang mencirikan tingkat stress yang tinggi, yaitu:
• Mengencangkan kedua rahang disertai rasa kesal.
• Migren atau ketegangan yang mengakibatkan sakit kepala
• Susah tidur di malam hari, mengalami mimpi buruk, resah disaat tidur
• Cemas
• Sakit leher, belakang atau pundak
• Gangguan fungsi seksual
5
6
• Kelelahan yang berkelanjutan
• Gangguan kulit seperti kulit kering dan mengelupas
• Keringat yang berlebihan
• Susah konsentrasi
• Sering terkena flu
• Gangguan koordinasi antara pikiran dan gerak
• Kelakuan yang menjengkelkan
• Susah berbicara
2.3. Faktor Penyebab Stres
a. Faktor Lingkungan
Selain memengaruhi desain struktur sebuah organisasi, ketidakpastian lingkungan juga memengaruhi tingkat stres para karyawan dan organisasi. Perubahan dalam siklus bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi, misalnya, ketika ekonomi memburuk orang merasa cemas terhadap kelangsungan pekerjaannya.
b. Faktor Organisasi
Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres. Tekanan untuk menghindari kesalahaan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban kerja yang berlebihan, atasan yang selalu menuntut dan tidak peka, dan rekan kerja yang tidak menyenangkan adalah beberapa di antaranya.
7
Hal ini dapat mengelompokkan faktor-faktor ini menjadi tuntutan tugas, peran, dan antarpribadi.
Tuntutan tugas adalah faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang. Tuntutan tersebut meliputi desain pekerjaan individual, kondisi kerja, dan tata letak fisik pekerjaan. Sebagai contoh, bekerja di ruangan yang terlalu sesak atau di lokasi yang selalu terganggu oleh suara bising dapat meningkatkan kecemasan dan stres. Dengan semakin pentingnya layanan pelanggan, pekerjaan yang menuntut faktor emosional bisa menjadi sumber stress.Tuntutan peran berkaitan dengan tekanan yang diberikan kepada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkannya dalam organisasi. Konflik peran menciptakan ekspektasi yang mungkin sulit untuk diselesaikan atau dipenuhi.
Tuntutan antarpribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan. Tidak adanya dukungan dari kolega dan hubungan antarpribadi yang buruk dapat meyebabkan stres, terutama di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.
8
2.4. Akibat stress di dalam tubuh.
Ada beberapa akibat stress di dalam tubuh kita, yaitu :
• Denyut jantung meningkat untuk memompa darah ke otak dan otot
• Peningkatan tekanan darah
• Irama napas menjadi lebih cepat
• Pencernaan terganggu
• Keringat bertambah
• Pupil mata melebar
• Tiba-tiba merasa menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Apabila mengalami apa yang disebut fenomena “fight or flight”, yaitu dimana kondisi merasa sangat tegang, seolah –olah siap mengeluarkan sesuatu. Walaupun mungkin hanya perasaan, tubuh kita akan terus dalam keadaan berjaga-jaga sampai kita merasa bahaya itu sudah lewat. Disaat perasaan kita mengatakan bahwa perasaan tertekan itu sudah lewat, otak akan memberi sinyal “bebas” dan tubuh kita kembali normal.
Jika sinyal itu tidak kunjung muncul, maka akan mengalami akibat dari stress yang berkepanjangan. Karenanya stress yang tidak kunjung terpecahkan bisa menimbulkan bermacam- macam masalah kesehatan
9
2.5. Hubungan antara Jatuh Cinta dengan Stres
Ialah dimana kita merasakan adanya perubahan pada diri kita yang bisa mempengaruhi sistem di dalam atau di luar dari tubuh kita. Baik perubahan yang disadari ataupun perubahan yang tidak disadari, reaksi –
reaksi yang muncul pada saat kita jatuh cinta termasuk juga atau hampir sama pada saat kita mengalami stres. Seperti:
• Respon otot: pada saat kita berekspresi (tersenyum, tertawa, sedih, bahagia, kaget dll.) otot – otot pada wajah kita bekerja dan bergerak sesuai dengan ekspresi apa yang kita rasakan. Pada saat kita jatuh cinta, ekspresi yang lebih sering digunakan ialah tersenyum dan bahagia.
• Respon jantung
Terasa pada saat kita merasakan degub jantung yang semkin kencang pada s aat kita bertemu atau bertatap muka dengan pasangan kita.
• Respon dari kulit
Kulit atau pori – pori merupakan salah satu media di mana feromon disebarkan. Selain itu kulit juga memproduksi cairan keringat. Terkadang kita merasa grogi dan nervous pada saat kita bertemu dengan
10
calon pasangan kita. Perasaan ini menstimulasi hormon kelenjar keringat untuk memproduksi keringat.( Girdano, L A. 2005).
Selain perubahan biologis atau pada tubuh kita, terdapat perubahan pula pada pola makan dan pola istirahat. “hasil penelitian Helen Fisher dan kawan-kawan, ketika seseorang memandang kekasih hatinya, dopamin akan merangsang bagian ventral tegmental dan caudate nucleus di otak menyala. Dalam dosis yang tepat, dopamin menciptakan kekuatan, kegembiraan, perhatian yang terpusat, serta dorongan yang kuat untuk memberikan imbalan. Itulah sebabnya jatuh cinta dapat membuat makan tak enak, tidur tak nyenyak”.
Pada artikel yang sama, peneliti-peneliti lain menunjukkan bahwa gangguan kimiawi tubuh memang terbukti ketika seseorang jatuh cinta. Misalnya didapatkan bahwa kadar serotonin orang yang terobsesi dan kekasihnya 40 persen lebih rendah dari kadar serotonin orang normal.
Srotonin adalah hormon sangat penting dalam perkembangan otak. Kadar yang rendah hormon ini biasanya dihubungkan dengan perilaku agresif, impulsif dan tindak bunuh diri. (KOMPAS, Kamis, 17 Januari 2008 | 10:26 WIB ).Selain itu, stres juga menimbulkan kontrol emosi yang sulit dan juga menyebabkan diri kita kurang aware dengan lingkungan di sekitar kita. Kita menjadi kurang peka terhadap apa yang
11
terjadi di sekitar kita, istilahnya sedang ‘berbunga -bunga’, perasaan yang timbul secara spontan ini tidak dapat kita hindari atau kita sanggah.
Yaitu perasaan ada saat di mana kita selalu memikirkan, membayangkan, dan bahkan bercerita mengenai diri’nya’ kepada setiap orang yang kita temui. Lalu apa yang harus kita lakukan???
Maka, “jatuh cinta’s stres symptom” begitu saya menyebutnya. Sebaiknya jangan dihindari dan jangan terlalu dinikmati, tetapi di kelola dan dimanage dengan optimal dengan cara yang benar. Seperti halnya stres, kita harus berusaha untuk mengoptimalkan stres yang disebut coping strategy
Banyak sekali cara untuk mengelola stres ini, hanya saja kita tidak mengetahui bagaimana cara yang benar, tepat, dan bermanfaat dalam pelaksanaannya. Yang paling sederhana ialah breathing and relaxation, cara ini sebaiknya digunakan dimana pada saat kita merasa pernafasan kita mengalami perubahan dikarenakan detak jantung yang mulai berdegub kencang ketika atau akan bertemu Si Dia.
12
2.6. Strategi untuk mengatur stress
Strategi-strategi yang dapat dilakukan untuk mengatur stress adalah :
1. Lihatlah mungkin ada sesuatu yang benar-benar dapat anda ubah atau kendalikan dalam situasi tersebut.
2. Belajarlah cara terbaik untuk merelaksasikan diri anda
3. Meditasi dan latihan pernafasan telah terbukti efektif dalam mengendalikan stress. Berlatihlah untuk menjernihkan pikiran anda dari pikiran-pikiran yang menggangu.
4. Jauhkan diri anda dari situasi-situasi yang menekan
5. Beri diri anda kesempatan untuk beristirahat biarpun hanya untuk beberapa saat setiap hari
6. Tentukan tujuan yang realistis bagi diri anda sendiri
7. Dengan mengurangi jumlah kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup anda, anda akan dapat mengurangi beban yang berlebihan.
8. Jangan mempermasalahkan hal-hal yang sepele
9. Cobalah untuk memprioritaskan beberpa hal yang benar-benar penting dan biarkan yang lainnya mengikuti.
10. Jangan membebani diri anda secara berlebihan dengan mengeluh mengenai seluruh beban kerja anda.
11. Tangani setiap tugas sebagaimana mestinya, atau tangani secara selektif dengan memperhatikan beberapa prioritas.
13
12. Secara selektif ubahlah cara anda bereaksi. Tapi jangan terlalu banyak sekaligus. Fokuskan pada satu masalah dan kendalikan reaksi anda terhadap hal ini.
13. Ubahlah cara pandang anda
14. Belajarlah untuk mengenali stress.
15. Tingkatkan reaksi tubuh anda dan buatlah pengaturan diri terhadap stress. Hindari reaksi yang berlebihan
14
2.7 Cara melepaskan pikiran dari masalah anda sendiri.
Cara untuk melepaskan pikiran dari masalah anda sendiri
1. Tidur secukupnya
2. Kurang istirahat hanya akan memperburuk stress.
3. Hindari stress Dengan kegiatan-kegiatan fisik, misalnya jogging, tennis ataupun berkebun.
4. Hindari pengobatan diri sendiri atau menghindar
5. Alkohol dan obat-obatan dapat menyembunyikan stres. Namun tidak dapat membantu memecahkan masalah.
6. Tingkatkan ketahanan diri anda,
15
2.8. Tips Menghilangkan Stres
Ada beberapa cara yang dapat di tempuh untuk menghilangkan stress, yaitu:
• Olahraga secara teratur, hilangkan ketegangan dengan aktivitas-aktivitas positif seperti jalan kaki, main tenis, atau berkebun
• Tidur cukup dan teratur. Waktu istirahat yang cukup akan memberi kesegaran dan membuat kita lebih energik
• Belajar dan berlatih relaksasi, seperti tarik napas panjang relaksasi otot yang teratur
• Pertahankan diet yang seimbang dan teratur
• Cintailah diri kita, perhatikan kebutuhan kita, dan maafkan kesalahan kita
• Kerjakan dan selesaikan masalah kita satu persatu, tentukan yang mana yang diprioritaskan. Jangan terlalu mengharapkan sesuatu secara berlebihan.
• Belajar menerima apa yang tidak mungkin dapat diubah oleh manusia
• Kemukakan masalahnya; bicarakan dengan teman dekat atau seorang ahli/ konselor. Orang lain mungkin bisa melihat masalah kita dari
16
aspek yang berbeda dan dapat menyarankan solusi atau jalan keluar yang tepat.
• Belajar lebih rileks : luangkan waktu untuk melakukan sesuatu yang kita sukai.
• Cobalah sesuatu yang baru, misalnya makan di tempat baru atau mengunjungi tempat bersuasana baru.
• Luangkan waktu untuk diri sendiri. Cari tempat dan waktu dimana kita bisa mendapatkan ketenangan dan “privacy”
• Hindari penggunaan “drug” atau alkohol sebagai alat untuk menghilangkan stress
BAB IV
PENUTUP
- Kesimpulan
Sebenarnya stres memiliki dampak positif dan negatif. Tergantung bagaimana kita mengatasinya dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga perlu mengatasi stress dengan langkah –langkah diatas. Cobalah untuk menjadi seseorang yang selalu berfikiran positif. Jadi, stress bisa berdampak positif maupun negatif, tergantung bagaimana kita mengatasinya dalam kehidupan kita sehari- hari. Stres tidak untuk dihindari tetapi dikelola dan dioptimalkan dengan cara dan waktu yang tepat.
Tanamkan pada diri anda bahwa anda dapat mengatasi segala sesuatu dengan baik daripada hanya memikirkan betapa buruknya segala sesuatu yang terjadi. Stress sebenarnya dapat membantu ingatan, terutama pada ingatan jangka pendek dan tidak terlalu kompleks. Stress dapat menyebabkan peningkatan glukosa yang menuju otak, yang memberikan energi lebih pada neuron. Hal ini, sebaliknya, meningkatkan pembentukan dan pengembalian ingatan.
17
18
Saran –saran
Saran- saran yang dapat saya berikan yaitu :
1. Jangan terlalu menganggap hal- hal sepele menjadi hal- hal yang berat, karena akan menambah beban pikiran bagi kita.
2. Jagalah kesehatan dengan rajin berolahraga agar tubuh tetap sehat dan bugar
3. Apabila anda merasa stress, hindari aktivitas yang dapat menyebabkan kejenuhan dalam berfikir, dan sebaiknya anda harus melakukan liburan bersama orang- orang terdekat anda
4. Hindari mengkonsumsi obat- obatan yang dapat mempengaruhi system kerja saraf otak yang akan menimbulkan stress.
5. Anda harus memiliki dukungan yang bagus terhadap karir atau pekerjaan anda.
Daftar pustaka.
1. Cavanaugh, M. A. "An Empirical Examination of Self-Reported Work Stress Among U.S. Managers", Journal of Applied Psychology, hal. 65-74
2. Definition and Conceptualization of Stress in Organizations, Thousand Oaks: Sage, 2002, hal. 189.
3. file://localhost/D:/Photos%20me%20an%20friends/chishi/Berita%20dan%20Informasi%20Kesehatan_%20Hubungan%20stres%20dan%20kesehatan.mht
4. Girdano, L A. 2005. Controlling Stress and Tension 7th edition. San Fransisco : Benjamin Cumming
5. http://www.blogger.com/comment-iframe.g?blogID=1955771183891520732&postID=1044816719878388610,
6. http://www.kapanlagi.com/a/old/cegah-stress-dengan-cara-mudah.html
7. LePine, J. A.;LePine, M. A.;Jackson, C. (en)"Challenge and Hindrance Stress: Relationships with Exhaustion, Motivation to Learn, and Lerning Performance," Journal of Applied Psychology, Oktober 2004, hal. 883-891
Tidak ada komentar:
Posting Komentar